Minggu, 26 April 2020

Puisi Tentang Covid-19



SAJAK 14 HARI

Menjemur kata demi kata
Menyimpan sari-sari mentari pagi
Pagi berdendang, siang meradang, malampun begadang
Datang para penjaga jalan bersiap untuk menghadang

Terlalu meremehkan hal kecil
Seperti batu besar namun dianggap kerikil
Menolak diajak berdiskusi
Menganggap diri paling kuat tak kurang amunisi

Jiwa-jiwa kian pongah dan meronta-ronta
Meminta belas kasih dari orang yang berada
Karena paruh daya yang yak kuasa
Menjadikan jiwa raga kian putus asa

Telinga untuk mendengar, mulut untuk bersua
Tidak ada salahnya menerima saran dan masukan
Cobalah untuk mencerna, bukan hanya sekedar "apa"

Jiwa yang kuat tak selamanya sehat
Jiwa yang lemahpun bukan berarti tak berdaya
Adakalanya mencegah lebih baik daripada mengobati
Maka dari itu, mari sejenak merenungi diri untuk saling menyemangati melawan wabah bersama-sama
Jangan mengada-ngada, patuhi aturan dan anjuran yang ada
Bersama kita bisa
Bersama corona kan merana
Empat belas hari

Brebes, 24 April 2020
Oleh Rodotul Suci Muslimah
(Sucirsm)

Selasa, 21 April 2020

Biografi RA Kartini, Sang Pahlawan, yang Berjuang Untuk Emansipasi Wanita



Biografi RA Kartini – Tentu masyarakat Indonesia sudah kenal dengan potongan lagu yang berbunyi “Wahai ibu kita kartini puteri yang mulia, sungguh besar cita – citanya bagi Indonesia”. Potongan lagu tersebut merupakan lagu persembahan Indonesia untuk kemuliaan dan perjuangan ibu Kartini di era penjajahan.

Beliau merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang rela berjuang untuk rakyat Indonesia di masa penjajahan. Beliau adalah wanita terdidik yang memiliki harapan atas kesamaan gender. Di masa itu memang wanita tidak dihargai, tidak boleh mendapatkan pendidikan yang layak hanya tugasnya harus di rumah mengurus suami, anak dan memasak. Kemudian RA Kartini berjuang agar wanita tidak ditindas dan bisa sejajar dengan pria lewat sebuah perjuangannya yang menyuarakan kebenaran. Beliau memang wanita cerdas yang pemberani hingga semua yang dilakukan memberi arti yang sangat besar bagi wanita Indonesia sampai saat ini. Berikut Biografi RA Kartini, salah satu pahlawan wanita Indonesia yang patut dikenang sepanjang masa.
Biografi RA Kartini

Nama asli : Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat
Nama terkenal : Raden Adjeng Kartini
Tempat lahir : Jepara Jawa Tengah
Tanggal lahir : Senin, 21 April 1879
Zodiac : Taurus
Wafat : 17 September 1904, Kabupaten Rembang
Ayah : Raden mas Adipati Ario Sosroningrat
Ibu : M.A Ngasirah
Garis keturunan : Hamengkubuwono VI
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Pasangan : K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
Anak : Soesalit Djojoadhiningrat
Dikenal karena : emansipasi wanita

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap RA Kartini. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak sampai Hamengkubuwana VI.

Sudah banyak yang mengupas mengenai pahlawan wanita berpengaruh di Indonesia bahkan dunia yang satu ini. Ibu kita kartini memang menjadi salah satu tokoh pahlawan wanita yang fenomenal di tanah Jawa tepatnya berasal dari Jawa Tengah. Banyak penulis menuturkan biografi RA Kartini dan menceritakan perjalanan hidupnya yang menginspirasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh Sitisoemandari Soeroto dalam bukunya yang berjudul ‘Kartini : Sebuah Biografi’. Dalam buku ini diterangkan tentang silsilah keluarga Kartini, sisi kehidupan yang menjadi saksi perjuangan melalui tulisannya yang sarat akan kritik penyetaraan gender, nasionalisme yang mengunggah sampai ke negeri Belanda. Kumpulan tulisan kepada sahabat – sahabat penanya di Belanda atau surat – surat yang pernah ia buat dirangkum Armijn Pane dalam sebuah buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang juga menjadi salah satu tema yang pernah ia tuliskan.

Keturunan Kartini saat ini masih ada yang masih hidup dengan silsilah keluarga Kartini. Perjalanan hidup Kartini sampai dengan kontroversi gelarnya yang membuat Indonesia pernah geger pada waktu itu memang masih menjadi tanda tanya dan membuat banyak orang masih tertarik dan ingin tahu terus bagaimana biografi RA Kartini sebagai pahlawan wanita Indonesia. Karena itu film – film Kartini sampai saat ini masih memiliki cerita – cerita baru dari babak profil dan biografi RA Kartini.

Sabtu, 18 April 2020

Puisi untuk HARLAH PMII



Salam Satu Pergerakan
(Sucirsm)

Detik tetap berjalan dalam langkah kaki Menyapa asa, sampai jumpa bahagia 
Detik terus berjalan, dalam getaran nada yang bernama nadi
Kupastikan kita kan terus menyapa dalam suka maupun duka

Kita akan bertemu lagi dengan penuh semangat di esok pagi 
Biarpun gelap malam selalu menghantui
Dengan angin yang menari-nari dengan iringan sunyi
Terlihat olehku sekelumit cahaya yang selalu mengintai 

Nampak doa-doa yang dipanjatkan dengan begitu tata 
Berjejer dan terhiaskan oleh sang kata-kata
Sepertinya hari ini ada yang merayakan hari jadi
Suasana kuning biru penuh menghiasi
Selamat Hari Lahir ke-60
Pergerakanku wahai PMII

Brebes, 18 April 2020

Selasa, 14 April 2020

Bagaimana Cara Mengenali Jodoh dalam islam?



Urusan Jodoh itu ditangan Allah SWT, nah lalu bagaimana cara mengenali jodoh dalam islam. Tips ini berguna bagi anda yang sedang mencari jodoh.
Cekkidottttt gaes wkwks:v

Tanda jodoh dalam Islam itu adalah “3M”. Apa itu?

Siapa yang paling bisa (1) Memaklumi, (2) Memaafkan dan (3) Memotivasi kita ke arah yang lebih baik dan mendorong kita juga untuk lebih giat beribadah kepada Allah. Insya Allah itu jodoh kita.

Jadi kalau mau mencari jodoh, carilah yang bisa melakukan 3M diatas supaya hubungan cinta dapat langgeng dan tidak tercerai berai alias cerai. Jadi jodoh itu jangan berdasarkan nafsu (ganteng, kaya, dsb) tapi haruslah berdasarkan Islam (kuat aqidahnya, rajin ibadah dan indah akhlaknya).

Menikah adalah menjalankan sunnah Nabi, sesuai dengan fitrah manusia. Hikmah yang dapat diambil kalau sunnah Nabi ini dijalankan adalah munculnya ketentraman jiwa. Dengan pernikahan akan tumbuhlah kecintaan, kasih sayang, dan kesatuan antara pasangan suami isteri. Dengan pernikahan, keturunan umat manusia akan tetap berlangsung semakin banyak dan berkesinambungan.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram bersamanya, dan dijadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian terdapat tanda-tanda (kekuasananNya) bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum:30).

Menikah bisa menjadi wajib, sunnah, haram, makruh atau mubah. Wajib bagi orang yang sudah mampu kawin, nafsunya telah mendesak dan takut terjerumus dalam perzinahan. Sunnah bagi orang yang nafsunya telah mendesak lagi mampu kawin, tetapi masih dapat menahan dirinya dari berbuat zina. Dan menikah baginya lebih utama. Haram bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah batin dan lahirnya kepada isteri dan bisa menahan nafsunya. Makruh bagi mereka yang lemah syahwat, dan mubah bagi yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mengharamkan, mewajibkan, menyunahkan dan memakruhkan (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 7)

Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada kita tentang wanita seperti apa yang harus dipilih:

“Seorang perempuan biasanya dinikahi karena empat perkara: Harta, nasab, kecantikan dan agamanya. Maka utamakan memilih wanita yang beragama, kamu akan merugi (bila tidak memilihnya).” (HR. Bukhari)

Wanita, yang memiliki empat-empatnya memang langka. Tapi diakhir hadits tersebut ditekankan pada yang agamanya baik. Karena wanita yang shalihah Insya Allah akan dapat menjadi isteri dan ibu yang baik buat anak-anaknya. Untuk mendapatkan wanita shalihah di jaman seperti sekarang ini memang gampang-gampang susah. Rasa-rasanya jauh lebih banyak yang tidak/belum shalihah. Yang jelas, wanita shalihah tidak akan mungkin didapat di jalanan, di tempat-tempat hiburan, atau di tempat maksiat. Mereka biasanya akan mudah ditemui di masjid-masjid, mushala, pengajian-pengajian atau di tempat-tempat yang di dalamnya sarat dengan aktivitas keIslaman. Karena Islam tidak mengenal pacaran, maka untuk mendapatkan calon isteri adik bisa minta bantuan teman, orang tua, atau orang yang dapat dipercaya. Kalau benar-benar dia wanita shalihah Insya Allah akan memahami cara yang adik lakukan. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa jodoh seseorang Allah yang mengatur. Kalau selama ini usaha yang adik sudah lakukan belum mendapatkan hasil jangan putus asa, teruslah mencoba dan berdoalah agar diberikan jodoh yang terbaik.

Dalam pernikahan ada syarat-syarat yang wajib dipenuhi. Salah satunya adalah kerelaan calon isteri. Wajib bagi wali untuk menanyai terlebih dahulu kepada calon isteri, dan mengetahui kerelaannya sebelum diaqad nikahkan. Perkawinan merupakan pergaulan abadi antara suami isteri. Kelanggengan, keserasian, persahabatan tidaklah akan terwujud apabila kerelaan pihak calon isteri belum diketahui. Islam melarang menikahkan dengan paksa, baik gadis atau janda dengan pria yang tidak disenanginya. Akad nikah tanpa kerelaan wanita tidaklah sah. Ia berhak menuntut dibatalkannya perkawinan yang dilakukan oleh walinya dengan paksa tersebut (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 7).

“Janda lebih berhak kepada dirinya sendiri (memberikan keputusan tentang pernikahan) dari pada walinya. Dan gadis hendaknya dimintai izinnya dalam perkara dirinya. Dan izinnya adalah diamnya”. (H.R. Jama’ah, kecuali Bukhari)

Allah swt berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Sudah menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua makhluknya berpasang-pasangan dan semua manusia pasti ada jodohnya tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri ataupun takdir Allah. Karena setiap takdir itu ada yang mutlak (sudah menjadi ketentuan Allah), kita sebagai manusia hanya bisa menerimanya dan satu lagi adalah takdir ikhtiari yaitu takdir yang memang bisa diperoleh dengan jalan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh

Ikhtiar yang bisa dilakukan oleh seorang Muslimah dalam mencari jodoh :

1. Berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh yang baik, misalnya dengan shalat hajat. Allah telah berjanji dalam firmannya bahwa Muslim yang baik akan mendapatkan Muslimah yang baik dan laki-laki yang buruk akan mendapatkan wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslimah adalah berusaha untuk menjadi Muslimah yang baik, berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…..(QS : An Nuur : 26)

2. Meminta kepada orang tua/wali untuk dicarikan jodoh yang baik. Dalam Islam sebenarnya masalah jodoh bagi muslimah bukanlah menjadi tanggung jawab diri sendiri tetapi menjadi tanggung jawab orang tua ataupun wali.

Bahkan pada masa Rasulullah saw, pemerintah bertanggungjawab untuk mencarikan jodoh bagi muslim dan muslimah pada masanya. Sehingga seorang muslimah tidak perlu mencari sendiri jodoh untuk dirinya. Pendekatan/khalwat yang dilakukan sebelum ikatan pernikahan dengan alasan untuk saling mengenal antara keduanya tidaklah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bahkan pendekatan ini tidak selalu menjamin menjadi rumah tangga yang langgeng karena biasanya pendekatan yang dilakukan sebelum pernikahan lebih mengedepankan sisi subjektivitas antara keduanya.

3. Melalui mediator misalnya teman, saudara atau orang lain yang dapat dipercaya. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri) nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. …(An Nuur : 32-33)

4. Mencari sendiri dengan syarat tidak boleh langsung tetapi bersama pihak ketiga, Rasulullah saw. pernah memberikan kriteria untuk menentukan pilihan pasangan hidup bagi seorang muslim/ah yang apabila dilaksanakan insya Allah rumah tangga Sakinah mawaadah warahmah akan dirasakan, Amin…

"Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinkanlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas". (HR. Tirmidzi dan Ahmad) à untuk muslimah

Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim) à untuk muslim

5. Jangan putus asa…. Jodoh adalah masalah ghoib yang menjadi rahasia Allah, sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa. Bagi muslimah yang belum mendapatkan jodoh jangan berputus asa, tetaplah berikhtiar dan berdoa. Sudah menjadi janji Allah bahwa semua makhluknya akan berpasang-pasangan. Hanya Allah yang maha tahu kapan waktu yang tepat untuk jodoh kita masing-masing.

Sebagai tambahan penjelasan masalah jodoh menurut pandangan Islam sbb.,

Untuk persoalan jodoh, setiap orang hendaknya bersungguh-sungguh, baik laki-laki maupun perempuan harus proaktif dan selektif. Tidak ada dikotomi bahwa laki-laki harus mencari dan perempuan harus menunggu (ikhtiar), namun tidak keluar dari norma dan syariat.

Di zaman Rasulullah SAW, ada seorang perempuan yang ‘menawarkan’ dirinya pada Rasulullah, dan Rasul-pun tidak memandang hal itu sebagai sesuatu yang hina atau tabu. Hanya saja, kini kita berada pada budaya yang masyarakatnya masih memandang hal itu sebagai sesuatu yang tidak etis, sehingga perempuan-perempuan Indonesia untuk persoalan jodoh lebih banyak berperan menunggu dibandingkan ‘mencari’.

Agar pernikahan bersemi dengan indah, maka dalam memilih jodoh hendaknya kita sangat mengutamakan ajaran Islam, seperti yang dipesankan Rasulullah SAW. “..lihatlah agamanya maka kalian akan mendapatkan semuanya…”. Dengan memiliki pasangan yang agamanya baik dan benar, maka rumah tangga kita akan menjadi sakinah, mawaddah dan warahmah.

Akan tetapi harus diingat apabila ada seorang perempuan menawarkan dirinya secara terang-terangan, hal itu merupakan sikap yang kurang ahsan (etis).

“Penawaran itu sah-sah saja, manakala tidak secara langsung, misalnya lewat perantara pihak ketiga. Biar bagaimanapun kita berada pada masyarakat timur yang masih sangat memegang adat dan etika,”.

Jodoh, memang merupakan misteri kehidupan, karena untuk hal yang satu ini terkadang membuat seseorang sangat bimbang dalam menentukan keputusannya. Jangankan untuk menerima seseorang menjadi pasangan hidupnya kelak, dalam persoalan menerima tawaran ta’aruf saja terkadang masih terlalu banyak ‘kriteria’ yang dipakai.

Sampai-sampai kriteria yang dipasangpun sudah tidak memenuhi kriteria syar’i lagi, seperti : harus yang ‘smart’, tinggi, putih, cantik, ganteng, kaya, sarjana, dan lainnya. Tidak salah memang untuk memasang kriteria seperti itu, hanya saja menurut beliau hendaknya kita tidak mempersulit diri untuk persoalan ini.
Persoalan fisik adalah titipan dari Allah SWT, saya meminjam istilah Aa Gym, kita tidak pesan sama Allah waktu mau dilahirkan! biar hitam asal hatinya putih, biar pendek asal akhlaknya tinggi, biar kurang ganteng asal taqwa, biar kurang cantik tapi sholehah.

Proses untuk memperoleh jodoh yang baik juga menjadi ukuran. Menurut Islam, “laki-laki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik (pula) (QS. An Nuur (24): 26). Bisa diartikan bahwa jika kita seorang laki-laki yang baik maka kita akan mendapatkan istri yang baik demikian sebaliknya. Inginkah kita dipandang sebagai seseorang yang baik dalam pandangan Islam?

Jika demikian, mulailah dari sekarang untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. “Mendapatkan pasangan yang baik dapat diukur dengan niat kita untuk berumah tangga. Maksud saya, kita harus benar-benar dalam kondisi keimanan yang prima saat ingin melaksanakan pernikahan dan ukurannya adalah niat berumah tangganya. Jangan sekali-kali berniat menikah saat niatnya belum lurus. Hal itu akan mempengaruhi hasil dari pasangan yang akan kita dapatkan.

Saat niat dan kondisi keimanan sudah prima maka silahkan berencana untuk menikah. Mulailah dari sekarang untuk menyusun strategi dan taktik agar mendapatkan pasangan yang sesuai dengan idealisme. Strategi dan taktik ini merupakan bagian dari proses yang harus dijalani secara Islami. Salah satu proses itu adalah ta’aruf (perkenalan), dalam proses ini harus dijalani secara ma’ruf. Agar proses ta’aruf menjadi ma’ruf, maka diperlukan kesabaran yang cukup.

Ta’aruf (perkenalan) terkadang tidak menjadi jaminan kita akan langsung dapat menikah. Sekali gagal coba lagi, gagal lagi coba lagi, demikian hingga akhirnya kita mendapatkan pasangan yang sebenarnya yang bersamanya kita dapat membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.

Jangan sia-siakan pernikahan, sungguh-sungguhlah dalam menggapainya. Hmm, seandainya di dunia ini ada syurga, syurga itu adalah pernikahan yang bahagia”. Rasulullah SAW pun berkata ‘Baiti Jannati”, rumahku syurgaku. Kebahagiaan merupakan hal yang relatif. Tiap orang mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Namun saya yakin kebahagiaan yang hakiki dapat kita peroleh hanya dengan jalan-Nya.

Ingin memiliki rumah tangga yang bisa kita jadikan syurga kita didunia??? Ikutilah petunjuk Rasul. Lihat agamanya niscaya kalian akan mendapatkan semuanya”

Sekian gaes yang bisa saya sampaikan. Kurang lebihnya mohon dimaafkan dan dimaklumi yah. Oh iya, tadinya saya mau nyantumin link dari hadist2 diatas tapi lupa alamatnya link nya (Nggk sempet save) Maaf yah.

Pesan dari saya pribadi : Jangan lupa dan teruslah Kembangkan Minat Baca Kalian yah Gaess:)

Minggu, 12 April 2020

CERIS (Cerpen Islami)



Belum Ada Judulnya yah Gaes (Masih Proses alias PDKT) wkwks:v


Kita adalah sepasang takdir yang diberi waktu dan ruang oleh Allah untuk saling membahagiakan. Ketika syukur semakin sulit diucap, mungkin karena kita masih sibuk iri sama bahagia orang lain.

Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dgn pakaian dan kebiasaan baruku. Hidup terasa lebih tenang, seperti jelas sekali tujuan hidup ini, ya tujuan hidup ini hanya beribadah kpd Allah. Memiliki sahabat yg mampu membimbingku ke Jannah-Nya itu sebuah nikmat yg luar biasa.

Seperti udara, tak nampak namun terasa dan mengena dikalbu. Seperti jarak, tak ada tanda namun terasa sunyi dan hampa dikala rindu kian mencuak.

“Hari ini ada kajian di Masjid. Mau datang tidak?” Notif WhatsApp dari Nina sohib waktu SMK yang tak henti-hentinya mengajak kebaikan.

“Inshaallah Suci dateng, nanti aku kabarin pas mau otw” Balasku yang memang sudah ada niatan untuk hadir dikajian ini. Nambah ilmu, wawasan, dan silaturahmi dengan yang lain.

“Assalamualaikum” Suara dari balik pintu terasa merdu. Sapaan yang terasa hangat untuk didengar dan wajib dijawab tentunya.

“Waalaikumussalam” Aku membuka pintu untuk raja yang hendak berkunjung kegubukku. Tidak asing, raja itu saudaraku sendiri. Lebih tepatnya anak pertama dari kakakku yang sudah lama tidak pulang karena merantau untuk mencari rezeki tentunya.

“Wah, Mas Dedi ternyata. masuk-masuk. Silahkan duduk” Senyum sumringah terlintas dibibirku. Dikunjungi saudara, tentu sangat bungah. Tidak akan pernah ada yang namanya putus saudara jika silaturahmi tetap jalan. Kalaupun tidak ada lagi silaturahmi, kontak batin tidak akan pernah putus.

Seperti sunnah Rasul, hidangkan makan terbaik untuk tamu kita. Apapun yang ada dibalik tudung saji maka tawarkanlah. Dan aku pun membawakan makanan dan minuman untuk perut raja-rajaku.

“Monggo silahkan diminum. Hanya ini yang bisa kami sajikan”
“Tidak usah repot-repot Lik, segitu aja kurang wkwk” Jawab Dedi dengan begitu ngledeknya. Rasanya inginku tampol bahunya seperti masa kecil dulu saat ia meledekku pasti langsung ku tampol. Tapi itu dulu. Kalo sekarang mungkin canggung iya. Hampir lima tahun lamanya tidak berjumpa, hanya via handphone bersua.

“Dede lanang sih dimana Lik?” Panggilan untuk kakek laki-laki dikeluarga ku. Harusnya “Embah”. Tapi tidak tau kenapa cucu-cucu Bapak kalau manggil itu Dede. Pikirku sih, mungkin Bapak sama Mama tidak mau keliatan tua meski usia sudah memakan tubuh dan raganya mangkanya maunya dipanggil Dede eheheh.

“Assalamualaikum” Datanglah Bapa dengan membawa bingkisan. Aromanya manis, dan ternyata jagung manis. “Ehh, kapan pulang Ded? Jadi cakep yah dikota orang.” Tanya Bapa

“Ehh De Lanang. Sama kok de kaya dulu, gimana kabarnya De?” Jawab sang cucu dengan tak lupa mencium tangan sang kakek.
Kring, kringg… suara handphoneku mengganggu perbincangan diruang tamu. Notif dari Nina ternyata.

“Pak, Suci izin ke pengajian dimasjid iya ini udah ditunggu Nina.” Izinnku

“Iya boleh, hati-hati jangan lupa selepas pengajian ilmunya diterapkan dan diamalkan” Pinta Bapak
Tidak lama kemudian aku sampai diMasjid. Mashaallah antusias Jamaah banyak sekali.

Sembari memcari kawan "Nina" yang entah dimana iya duduk mata ini selalu terarah pada sosok yang entah siapa namanya dan siapa ia sebenarnya. Berputar mata ini mencari yang sebetulnya harus dicari tetap saja mengarah kearah sana. "Astaghfirullah, kenapa aku ini, duh dimana pula ini si Nina. Biasanya juga duduk deket-deket jendela tapi kok nggk ada yah? Apa sebelah sana, sebelah sana, atau sana, sana, sana? Ihh apaan deh aku tuh kok jadi ribet sendiri gini. Kan bisa chat, apa gunanya punya hp kalo nggk didifungsikan sebagaimana mestinya" Aku menggerutu pada diri sendiri seperti hilang akal dan tujuan pertama wkwks:v

"Udah sampe belum sih, duduk sebelah mana? ini aku udah di dalem masjid deket jendela depan" Send ke Nina.
"Ini aku baru sampe, bentar lagi aku masuk" Mendapat balasanNya, sedikit membuat bibir ini menggulung. Gimana tidak, ternyata belum sampe dan malah aku yang menunggu. But its okey dengan menunggu bisa kita bisa melatih kesabaran ehehe.

"Kok Belum dimulai-mulai yah kajiannya, sambutan gitu minimal. Kan udah jam segini, nggk biasanya ngaret". Sesekali aku menengok kanan kiri untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Dari sekian banyaknya jamaah yang hadir, apa hanya aku yang clingak -clinguk tidak karuan seperti ini? Entah firasat apa yang menyelimuti pikiranku saat ini, yang jelas sejak aku melihat sosok yang begitu asing tapi adem dilihatnya membuatku semakin penasaran.

Tiba-tiba sosok tersebut menuju mimbar pengisi kajian. Waw, betapa ternganganya mata ini melihat sosok yang begitu adem berada didepan sana.




Next. Tunggu kelanjutan ceritanya yah gaes :)






Riwayat Penulis
Nama lengkap Penulis, Rodotul Suci Muslimah. Brebes, 08 Mei 2000, anak terakhir dari empat bersaudara didesa Sigentong, Kec. Wanasari, Kab. Brebes, Jawa Tengah.
Karya yang berhasil diterbitkan buku kumpulan puisi berjudul “Hanya Ingin Kau Dengar” dan Cerpen berjudul “Sepotong Kisah Usang”.
E-mail : rodotulsucimuslimah08@gmail.com


Goresan Pena

Tentang Wanita

`Wanita adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Seperti sabda Rasulullah Saw dlm hadis Shahih, bahwa dunia ini adalah perhiasan & sebaik-bai...